EKSPERIMEN BOTOL NADA
A.
Tujuan
Percobaan
Untuk
mengetahui bunyi yang dihasilkan oleh benda.
B.
Dasar
Teori
Bunyi
terjadi oleh getaran benda yang merambat melalui medium dengan kecepatan
tertentu. Sebuah getaran akan berubah menjadi gelombang bunyi. Ditinjau dari
zat pengantar atau medium yang dilalui oleh gelombang, kita dapat membedakan
dua macam gelombang, yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.
Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan
medium dalam perambatannya. Oleh karena itu, bunyi tidak dapat merambat di
ruang hampa. Medium yang diperlukan bunyi untuk merambat dapat berupa gas,
cair, dan padat.
Gelombang
elektromagnetik adalah gelombang yang dalam proses perambatannya tidak perlu
medium (zat perantara). Artinya gelombang ini bisa merambat dalam keadaan
bagaimanapun tanpa memerlukan medium. Contohnya adalah gelombang cahaya yang
terus ada dan tidak memerlukan zat perantara.
Berdasarkan arah getar dan arah rambatnya, gelombang
dibagi menjadi dua, yaitu : Gelombang transversal adalah gelombang yang arah
getarnya tegak lurus dengan arah rambatannya. Bentuk getarannya adalah berupa
lembah dan bukit.
Gelombang
longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah
getarannya. Bentuk getarannya berupa rapatan dan renggangan.
Adapun
syarat terjadinya bunyi adalah : Adanya sumber bunyi (benda yang bergetar),
adanya zat perantara (medium), dan adanya pendengar dalam jarak di daerah
jangkauan bunyi.
C.
Alat
dan Bahan
1. Botol
bekas 15 ml 3 buah
2. Air
3. Sendok
D.
Langkah-langkah
Percobaan
1. Ambillah
3 buah botol sirup, bersihkan.
2. Pukullah
dinding luar ketiga botol dengan sendok.
3. Isikanlah
air kedalam botol dengan ketinggian yang sama.
4. Pukullah
dinding luar ketiga botol dengan sendok.
5. Isikanlah
air ke dalam botol dengan ketinggian yang berbeda-beda.
6. Pukullah
dinding luar botol dengan sendok secara bergantian.
E.
Hasil
Pengamatan
1. Botol
nada tanpa air
Ketika botol-botol
tersebut dipukul dinding luarnya.
Botol
A
|
Botol
B
|
Botol
C
|
Bunyinya
nyaring
|
Bunyinya
nyaring
|
Bunyinya
nyaring
|
2. Botol
nada yang berisi air dengan ketinggian yang sama.
Botol
A
|
Botol
B
|
Botol
C
|
Kurang
nyaring
|
Kurang
nyaring
|
Kurang
nyaring
|
3. Botol
nada yang berisi air dengan ketinggian yang berbeda-beda.
Botol
A Diisi ¼ Botol
|
Botol
B Diisi ½ Botol
|
Botol
C Diisi Penuh
|
Nyaring
|
Kurang
nyaring dibanding botol A
|
Kurang
nyaring dibanding botol B
|
F.
Kesimpulan
Bunyi adalah suara yang dapat didengar oleh alat
indera manusia (telinga). Bunyi dihasilkan dari benda yang bergetar. Dan benda
yang menghsilkan bunyi dinamakan sebagai sumber bunyi. Dari percobaa yang telah
dilakukan menggunakan botol kaca dengan volume air yang berbeda-beda,
mengahasilkan bunyi yang berbeda pula. Botol kaca yang kosong menghasilkan
bunyi yang paling nyaring, dibanding dengan botol yang berisi air. Hal ini
terjadi karena botol yang kosong lebih banyak terisi udara dan menjadikan
ruangan hampa udara, sehingga ketika dipukul suaranya lebih nyaring dibanding
botol yang berisi air.
EKSPERIMEN PERUBAHAN BUNYI MELALUI ZAT GAS
A.
Tujuan
Percobaan
Untuk
mengetahui perubahan bunyi karena zat gas.
B.
Dasar
Teori
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau
kerja. Bentuk energi antara lain berupa energi panas dan energi bunyi. Panas
dapat diperoleh dari sumber panas anatara lain matahari, bahan bakar, gesekan
dan pemberian tekanan. Sumber energi panas yang terbesar adalah matahari.
Bunyi
dihasilkan oleh benda yang bergetar. Sumber energi bunyi adalah semua benda
yang dapat mengeluarkan bunyi juga dapat merambat melalui benda padat, cair dan
gas.
C.
Alat
dan Bahan
1. Bel
kecil
2. Erlenmeyer
3. Pensil
4. Benang
5. Sumbat
D.
Langkah-langkah
Kerja
1. Buat
dua buah lubang pada sumbat.
2. Masukanlah
pensil ke dalam salah satu lubang sumbat dan biarkan satu lubang sumbat terbuka.
3. Ikatkan
lonceng kecil dengan menggunakan benang diujung pensil yang akan dimasukan ke
dalam erlenmeyer. Pasang sumbat pada mulut erlenmeyer.
4. Tutup
lubang dengan ibu jari. Goyang-goyangkan erlenmeyer tersebut. Dapatkah kamu
mendengar bunyi lonceng tersebut ?
5. Buka
lubang yang ditutup dengan ibu jari tadi. Goyang-goyangkan erlenmeyer dan coba
dengarkan bunyi lonceng kecil yang berada di dalamnya. Dapatkah kamu mendengar
bunyinya ?
E.
Hasil
Pengamatan
Pada saat lubang sumbat ditutup, kita tidak dapat
mendengar bunyi lonceng yang berada dalam labu atau mungkin mendengarnya ,
tetapi tidak terlalu keras. Baru ketika lubang sumbat dibuka, bunyi lonceng
dapat kita dengar.
F.
Kesimpulan
Bunyi terjadi
oleh getaran benda yang merambat melalui medium dengan kecepatan tertentu.
Sebuah getaran akan berubah menjadi gelombang bunyi. Ditinjau dari zat
pengantar atau medium yang dilalui oleh gelombang, kita dapat membedakan dua
macam gelombang, yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.
Gelombang
mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium dalam perambatannya. Oleh
karena itu, bunyi tidak dapat merambat di ruang hampa. Medium yang diperlukan
bunyi untuk merambat dapat berupa gas, cair, dan padat.
Karena
lubang sumbat ditutup dengan ibu jari, ruang pada erlenmeyer menjadi hampa
udara, sehingga bunyi lonceng tidak dapat didengar.
EKSPERIMEN RAMBATAN BUNYI PADA
TELEPON SEDERHANA
A.
Tujuan
Percobaan
1. Untuk
membuktikan bahwa gelombang mekanik dapat merambat bunyi melalui zat padat.
2. Untuk
membuktikan hubungan antara cepat rambat gelombang dengan tegangan.
B.
Dasar
Teori
Bunyi terjadi oleh getaran benda yang merambat
melalui medium dengan kecepatan tertentu. Sebuah getaran akan berubah menjadi
gelombang bunyi. Ditinjau dari zat pengantar atau medium yang dilalui oleh
gelombang, kita dapat membedakan dua macam gelombang, yaitu gelombang mekanik
dan gelombang elektromagnetik.
Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan
medium dalam perambatannya. Oleh karena itu, bunyi tidak dapat merambat di
ruang hampa. Medium yang diperlukan bunyi untuk merambat dapat berupa gas,
cair, dan padat.
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang
dalam proses perambatannya tidak perlu medium (zat perantara). Artinya
gelombang ini bisa merambat dalam keadaan bagaimanapun tanpa memerlukan medium.
Contohnya adalah gelombang cahaya yang terus ada dan tidak memerlukan zat
perantara.
Berdasarkan arah getar dan arah rambatnya, gelombang
dibagi menjadi dua, yaitu : Gelombang transversal adalah gelombang yang arah
getarnya tegak lurus dengan arah rambatannya. Bentuk getarannya adalah berupa
lembah dan bukit.
Gelombang
longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah
getarannya. Bentuk getarannya berupa rapatan dan renggangan.
Adapun
syarat terjadinya bunyi adalah : Adanya sumber bunyi (benda yang bergetar),
adanya zat perantara (medium), dan adanya pendengar dalam jarak di daerah
jangkauan bunyi.
C.
Alat
dan Bahan
1. Kaleng
bekas 2 buah
2. Benang
bangunan atau tali sepanjang 10 m
3. Paku
atau jarum
4. Palu
D.
Langkah
Kerja
1. Siapkanlah
2 buah kaleng bekas yang sudah dibersihkan.
2. Lubangilah
dasar dari kedua kaleng tersebut dengan menggunakan paku dan palu.
3. Potong
benang bangunan menggunakan gunting sepanjang 10 meter.
4. Hubungkan
masing-masing ujung benang ke dasar kaleng dengan cara memasukan ujung benang
pada lubang. Agar lebih mudah gunakan batang korek api untuk penahannya.
5. Tarik
kedua kaleng tersebut bersama teman sehingga benang menjadi tegang.
6. Dekatkanlah
kaleng pada telingamu. Apakah kamu mendengar pesan atau suara temanmu ?
E.
Hasil
Pengamatan
Ketika
salah seorang berbicara ditelepon kaleng dan seorang lainnya mendengarkannya,
suara orang yang berbicara dapat didengar oleh orang yang mendengar, begitupun
sebaliknya.
F.
Kesimpulan
Gelombang
yang dirambatkan membutuhkan medium perantara. Gelombang bunyi misalnya, tidak
dapat kita dengar bila tidak ada medium perantara. Demikian pula tanpa adanya
tali, maka tidak mungkin ada gelombang yang merambat. Pada tali dengan tegangan
semakin besar, gelombang akan merambat dengan kecepatan rambat yang semakin
besar pula.
EKSPERIMEN RESONANSI BUNYI
A.
Tujuan
Percobaan
1. Memahami
konsep tentang pipa organa tertutup
2. Memainkan
sebuah lagu dengan alat dan bahan yang ada
3. Mengetahui
frekuensi dan lamda dengan diketahuinya tinggi air
4. Mengetahui
hubungan antara panjang botol dan frekuensi
B.
Dasar
Teori
Pipa organa adalah alat yang menggunakan kolom udara
sebagai sumber bunyi. Pipa organa terbuka merupakan sebuah kolom udara atau
tabung yang kedua ujung penampangnya terbuka. Kedua ujung penampangnya
berfungsi sebagai perut gelombang karena bebas bergerak dan ditengahnya ada
simpul. Kolom udara dapat beresonansi, artinya dapat bergetar. Kenyataan ini
digunakan pada alat musik yang dinamakan organa, baik organa dengan pipa
tertutup maupun pipa terbuka.
Pipa organa tertutup merupakan sebuah kolom udara
atau tabung yang salah satu ujung penampangnya tertutup (menjadi simpul karena
tidak bebas bergerak) dan ujung lainnya terbuka (menjadi perut). Sehingga
gelombang longitudinal stasioner yang terjadi pada bagian ujung tertutup
merupakan simpul dan pada bagian ujuang terbuka terjadi perut.
Nada adalah bunyi yang memiliki frekuensi getaran
yang teratur. Ada tujuh nada dalam tangga nada dan masing-masing nada memiliki
frekuensinya sendiri-sendiri. Nada Do memiliki frekuensi sekitar 264 Hz, nada
Re memiliki frekuensi sekitar 297 Hz, nada Mi memiliki frekuensi sekitar 330
Hz. Nada Fa memiliki frekuensi sekitar 353 Hz, nada Sol memiliki frekuensi
sekitar 396 Hz, nada La memiliki frekuensi sekitar 440 Hz, nada Si memiliki
frekuensi sekitar 495 Hz, sementara nada Do tinggi memiliki frekuensi sekitar
528 Hz.
Dengan demikian, tinggi atau rendahnya bunyi nada
bergatung pada besar kecilnya frekuensi yang dihasilkan. Semakin besar
frekuensinya, semakin tinggi nadanya. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil frekuensinya,
semakin rendah nadanya.
C.
Alat
dan Bahan
1. 8
buah botol bekas dengan ketinggian yang sama
2. Air
3. Penggaris
4. Sendok
5. Plastisin
untuk menutup mulut botol
D.
Langkah
Kerja
1. Isi
botol dengan air sebanyak :
a. 8
cm dari dasar botol untuk nada sol (5)
b. 10
cm dari dasar botol untuk nada fa (4)
c. 12
cm dari dasar botol untuk nada mi (3)
d. 14
cm dari dasar botol untuk nada re (2)
e. 16
cm dari dasar botol untuk nada do (1)
f. 18
cm dari dasar botol untuk nada si (7)
g. 20
cm dari dasar botol untuk nada la (6)
h. 22
cm dari dasar botol untuk nada sol (5)
2. Setelah
botol-botol tersebut diisi air, tutup bagian atas dengan plastisin. Inilah yang
akan disebut pipa organa tertutup.
3. Uji
frekuensi setiap botolnya.
4. Mainkan
lagu dengan botol-botol tersebut sebagai alat musik.
E.
Hasil
Pengamatan
F.
Kesimpulan
1. Semakin
besar volume air yang diisi ke dalam botol, maka suara yang dihasilkan akan
semakin rendah dan frekuensinyapun rendah. Begitu sebaliknya.
2. Frekuensi
berbanding lurus dengan nada.
3. Tinggi
rendah nada diketahui berdasarkan frekuensinya.
4. Sumber
bunyi akan berbeda oleh perbedaan bentuk dan ukurannya.
5. Frekuensi
berbanding lurus dengan lamda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar